This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Wednesday, December 28, 2011

BlankOn Linux OS Asli Indonesia

Bagi pemakai Linux, kalian boleh mencoba menggunakan OS buatan anak bangsa nich, yakni BlankOn. BlankOn ini merupakan hasil kerja sama beberapa komunitas open source Indonesia dengan pengembang Linux, dan mereka tergabung dalam YPLI (Yayasan Penggerak Linux Indonesia). OS ini berbasis penggunaan bahasa Indonesia juga loh.
BlankOn Linux adalah distro Linux yang menghadirkan software yang dapat digunakan untuk desktop, laptop, netbook dan workstation yang didistribusikan secara bebas, dan dapat digandakan. Intinya jika ingin menggunakan OS ini GRATIS !!
Utian Ayuba yang merupakan humas dari Tim Blankon Linux mengatakan, “Sistem operasi (OS) ini memang dibuat oleh seluruh IT dari Indonesia dan memang ditujukan untuk digunakan oleh orang Indonesia sendiri dimanapun dia berada secara gratis hanya tinggal men-download saja. Bahkan, Orang Indonesia di luar negeri pun sudah memakai OS Blankon ini.”
Beberapa alasan keberhasilan BlankOn Linux adalah :
1. Merupakan distribusi Linux yang aktif dikembangkan secara terbuka oleh komunitas dan merupakan salah satu yang terbesar di Indonesia.
2. Menerapkan konsep Indonesia (Bahasa, Tema Seni dan Budaya, Aksara Nusantara dan Aplikasi Khas)
3. BlankOn memiliki repositori dengan jumlah aplikasi yang besar.
4. Memiliki fokus membuat segalanya siap pakai (wifi, dukungan multimedia).
5. Panduan, bantuan dan dukungan penggunaan BlankOn mudah diperoleh.
Nah buat kalian yang menggunakan Linuk, bisa nich BlankOn ini menjadi salah satu pilihan kamu, selain mudah penggunaanya, gratis, buatan Indonesia pula. Bangga dengan Produk dalam negeri.
Untuk mengunduh dapat langsung ke : http://www.blankonlinux.or.id/unduh/

Tuesday, December 27, 2011

LILO, game online karya anak negeri

Indonesia perlu bangga mempunyai generasi muda yang memiliki kreativitas yang tinggi. LILO, game online hasil karya anak negeri yang kreatif dalam mengembangkan idenya di bidang Teknologi Informasi Komunikasi (TIK).  Adalah Pahala Basuki, Alif Wijayakusumah, Sobar Herdiman, dan Yanuar Triwibowo yang menggarap game online ini sehingga bisa merebut  juara di ajang INAICTA 2008. Permainan ini berbeda dengan permainan lain yang sudah ada, karena setiap pengguna (user) bisa menciptakan karakter avatar mereka sendiri.
Ide awal pembuatan LILO muncul dari Rahmania Arunita yang terinspirasi untuk membuat sebuah kota dengan setting Indonesia. Selain itu, userjuga bisa berinteraksi dengan pengguna (user) lainnya. Ide ini kemudian dikembangkan oleh Alif dan kawan-kawan menjadi sebuah model baru jejaring sosial. Lalu ide ini dibantu dokembangkan oleh sebelas teman lainya pada April 2006.
uynNamun setiap usaha pasti memliki hambatan, hambatan yang mereka dapat adalah budget yang terbatas. Ternyata perjuangan mereka membuahkan hasil. Setahun kemudian, pada April 2007, diluncurkan versi Beta, dan dua bulan kemudian, investor masuk untuk kontrak selama satu tahun. Dalam kurun waktu satu tahun ini, LILO terus dikembangkan, dan pada April 2008, LILO menjadi juara pada INAICTA 2008.
Target utama dari game ini adalah remaja. Untuk menarik pasar, strateginya dengan membuatevent.  Salah satu event yang pernah diselenggarakan adalah LILO Race Goes To Paris. Acara ini melibatkan para member LILO dalam sebuah perlombaan. Pemenangnya mendapatkanreward tersendiri.
Wahh,, mereka saja mampu masa kita ga bisa? Ayo ciptakan kreasimu. :)
sumber: detik.com

Monday, December 26, 2011

Lukisan Jerami Bernilai seni tinggi

Liputan6.com, Jakarta: Biasanya, jerami dibuang atau dibakar untuk mengusir tikur. Tapi, di tangan Febrantonius P Sinaga, jerami bisa diubah menjadi suatu karya seni bernilai jutaan rupiah. 

Untuk membuat sebuah lukisan dari jerami atau straw collation art, proses pertama yang harus dilakukan menurut Febrantonius adalah mendesain gambar terlebih dahulu di kertas putih. Setelah desain jadi, jerami dibelah serta digosok-gosok hingga lurus. 

"Aplikasi terakhir. jerami yang sudah diluruskan ditempel pada media gambar yang sudah disiapkan," kata Febrantonius di sanggar seninya Jalan Salihun, Gang Musolah Nomor 8, Kebun Jeruk, Jakarta Barat, baru-baru ini. 

Selain menggelar pameran, Ferbrantonius menggunakan media online untuk memasarkan karyanya. Sejauh ini, lukisan-lukisan pria yang sudah menghasilkan lebih dari 60 karya ini telah terjual ke sejumlah negara, seperti Amerika Serikat, Jerman, Cina, dan Singapura. "Mereka menyukai karena ada rasa budaya dan juga senang berbahan alternatif," ucapnya. 

Meski karyanya sudah keluar negeri, ia mengaku tantangan terbesar bisnis ini adalah kreativitas. Selain itu, Febrantonius berharap dukungan dari pemerintah. "Saya ingin pemerintah turut serta dalam bisnis ini, mengajak saya pameran di dalam dan luar negeri," ujarnya. "Ini juga suatu propaganda karena menggunakan bahan-bahan limbah."(BOG)
sumber: http://berita.liputan6.com

Saturday, December 24, 2011

Minyak Jelantah, Alternatif Untuk Bahan Bakar Ramah Lingkungan *




Manusia tidak pernah lepas dari kebutuhan energi, salah satu energi yang dimaksud adalah energi bahan bakarBBM. sumber bahan bakar minyak bumi semakin berkurang dengan tingginya pertumbuhan pendududk dan semaking kurangnya deposit minyak bumi serta semakin meningkatnya pencemaran udara akibat polusi yang dikeluarkan dari sisa pembakaran bahan bakar minyak.

Bila masyarakat hanya menggantungkan kebutuhan energi BBM untuk kehidupan sehari-hari, seperti untuk bahan bakar pengerak tenaga motor dan transportasi, hingga dapat dipastikan sumber energi minyak yang berasal dari fosil ini akan habis untuk beberapa tahun mendatang.

Kebutuhan bahan bakar minyak merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari dan akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya populasi penduduk, berkembangnya industri baru dan teknologi otomotif., untuk itu perlu ditemukan bahan bakar alternatif baru, mengingat kebutuhannya terus meningkat. Salah satu alternatifnya dengan mengembangkan sumber energi yang berasal dari nabati yaitu biodiesel yang berasal dari limbah minyak penggorengan (jelantah).

Minyak jelantah merupakan limbah yang dapat dijadikan sumber bahan bakar nabati sebagai pengganti solar yang berasal dari bahan baku minyak sawit (crude palm oil/CPO).Limbah gorengan setelah dipakai berulang 3 hingga 4 kali pengorengan seharusnya dibuang, karena limbah ini mengandung asam lemak bebes/jenuh (ALB) sangat tinggi dan dapat menyebabkan Kolesterol, Hipertensi, Kanker dan penyumbatan peredaran darah bagi penggunanya, karena jenis formulasi ini tidak larut dalam air dan dapat mencemari lingkungan bila dibuang kedalam air dan tanah. Limbah pengorengan ini dapat diperoleh dari Restoran, Hotel-hotel, Catering dan rumah tangga dan lainnya pada saat ini belum optimal penggunaannya.

Bila diasumsikan konsumsi minyak goreng rumah tangga 0,7 liter per bulan dengan pemakaian 4 kali penggorengan akan menjadi limbah jelantah 40% atau setara dengan 0,28 liter/bulan, bila dibandingkan misalnya dengan jumlah penduduk Kota Bekasi tahun 2005 (Data Stastik Kota Bekasi Dalam Angka Tahu 2005) sebesar 1.914.316 jiwa, maka terdapat 536.008 liter minyak jelantah/bulan.
Limbah minyak goreng (weste of vegetable oil) memiliki potensi sebagai alternatif energi bahan bakar nabati yang ramah lingkungan dan mampu menuturkan 100% emisi gas buangan Sulfur dan CO2 serta CO sampai dengan 50%. Dan membuat biodiesel dari limbah penggorengan ini mampu mengurangi pencemaran air, tanah, dan udara. Sehingga mendukung program pemerintah tentang pemanfaatan bahan bakar nabati sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan, sesuai Inpres No.1 tahun 2006.

Manfaat dari Biodiesel ini antara lain :
Mengurangi pencemaran hidrokarbon yang tidak terbakar, karbon monoksida, sulfur dan hujan asam.
Bahan dasar nya adalah minyak goreng bekas/limbah penggorengan, dengan adanya pembuatan biodiesel ini dapat menggurangi beban lingkungan karena sampah/limbah.
Tidak menambah jumlah gas karbon dioksida, karena minyak berasal dari tumbuhan/nabati.
Energi yang dihasilkan mesin diesel lebih sempurna dibandingkan solar hingga yang menggunakan biodiesel tidak mengeluarkan asap hitam berupa karbon atau CO2, sedangkan mesin yang menggunakan solar mengeluarkan asap hitam. Biodiesel mengeluarkan aroma khas seperti minyak bekas menggoreng makanan.

Keunggulan Biodiesel dibanding bahan bakar solar, antara lain :
Mengurangi emisi karbon monoksida dan SO2
Bahan baku biodiesel tidak hanya dari lemak hewan atau dari tanaman jarak pagar yang sudah dikenal, tetapi juga dapat terbuat dari limbah penggorengan yang tidak sulit didapat Memungkinkan diproduksi dalam skala kecil menengah dan juga dapat membuka lapangan kerja baru.
Aman dalam penyimpanan dan transportasi karena tidak mengandung racun.
Tidak memerlukan teknologi tinggi dalam pembuatannya.
Limbah dari biodiesel ini merupakan Glyserin. Glyserin ini merupakan bahan dasar pembuatan sabun, sehingga ramah lingkungan dan mengurangi polusi. Limbahnya pun bisa menjadi berguna.

Mutu biodiesel yang bagus adalah yang berwarna bening dan tembus cahaya, dapat dicek melalui sifat keasamannya, yaitu dengan menggunakan kertas lakmus, biodiesel yang sudah siap digunakan memiliki pH netral yaitu pH 7.

Proses pembuatannya sangat sederhana hanya membutuhkan bahan baku yang berada disekitar kita, sehingga bisa dilakukan oleh kaum pelajar (siswa) untuk pengembangkan wawasan dan pengetahuan.

Berikut ini cara pembuatan biodiesel:
Alat dan Bahan:
Alat dan bahan yang digunakan dalam proses pmbentukan formulasi biodesel adalah sebagai berikut:
1.Blender ukuran 1L
2.Gelas ukur
3.Ember dan jirigen
4.Selang
5.Kompor gas
6.Minyak jelantah
7.KOH dalam bentuk padat (solid)
8.Methanol (CH3OH)

Cara Kerja :
1.Limbah Minyak goreng (jelantah) dipanaskan dalam wadah hingga temperatur 110 derajat Celcius, proses ini dinamakan proses pemanasan (Heating).
2.Sekalian dipanaskan, campurkan larutan KOH dan Menatol dan aduk
3.Selanjutnya minyak jelantah dituang kedalam wadah dan diamkan sehingga terjadi pemisahan 2 lapisan biodiesel dan gliserin.
4.Setelah terbentuk 2 lapisan, lapisan atas adalah biodiesel dan lapisan bawah adalah gliserin, buang lapisan bawah (gliserin).
5.Proses terakhir adalah pencucian (washing) dengan menambah 1/3 air kedalam wadah biodiesel dan diaduk.
6.Selanjutnya diamkan (settling) biodiesel yang telah dicampur oleh air, hingga terjadi 2 lapisan biodiesel dan air.
7.Kemudian buanglah lapisan air pada bagian bawah dengan menggunakan selang/ membuat keran dan lapisan atas yang tertinggal adalah biodiesel nabati yang jernih (yang sudah dicuci).

Kegunaan lain biodiesel adalah sebagai pengganti pelindung kayu termasuk interior rumah yang terbuat dari kayu. Sebagai pelumas dan pelaindung korosi pada peralatan rumah tangga, biodiesel tidak dapat menggantikan minyak tanah untuk keperluan kompor masak dan lampu minyak karena sifatnya yang tidak bisa merambat ke atas. Biodiesel juga berguna untuk membersihkan noda ‘crayon’ pada baju dengan lebih baik disbanding deterjen.

KESIMPULAN
1.Biodiesel merupakan salah satu alternative bahan bakar ramah lingkungan yang berbahan dasar minyak jelantah (limbah penggorengan)
2.Pelajar (siswa) dapat melakukan pembuatan bahan bakar biodiesel tersebut, karena alat dan bahannya sederhana dan berbahan minyak jelantah yang merupakan limbah rumah tangga yang dapat mencemarkan lingkungan.
3.Biodiesel dapat mengurangi pencemaran/ polusi pada lingkungan dan pengembangan alternatif biodiesel ini dapat memuka lapangan karja baru sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
(Budi Sd)*Disarikan dari makalah asli yang merupakan hasil penelitian dari :

Nama : Jesika Valentin Sebayang
Sekolah : SMAN 8 Kota Bekasi 
Alamat Sekolah : Jl. Irigasi No 1 Rt 01/21 Pekayon Jaya.
Prestasi hasil Karya : Juara II Besar di LKS Se-Kota bekasi

Thursday, December 22, 2011

Robot Buatan Anak Indonesia Raih Medali Emas Dalam Kontes Internasional Robogames 2010

Ini bukan yang pertama kali anak Indonesia mengharumkan nama bangsanya malalui teknologi yang mereka ciptakan. Kali ini Robot pemadam kebakaran DU-114 hasil buah pikir anak Indonesia berhasil meraih medali emas di Robogames 2010 di San Mateo Event Center, Amerika Serikat akhir April lalu.
Di masa depan, teknologi akan semakin berkembang untuk membantu kelangsungan hidup manusia dari berbagai kebutuhan sehari-hari seperti kesehatan, keselamatan, transportasi, dan lain-lain. Robot merupakan salah satu teknologi yang diciptakan manusia untuk membantu (bukan menggantikan) aktivitas manusia secara lebih aman, cepat dan otomatis.
Kecanggihan Robot karya mahasiswa Teknik Komputer Universitas Komputer Bandung, Rodi Hartono dan Dosen Pembimbing Divisi Robotika, Yusrila Yeka Kerlooza berhasil meraih medali emas untuk kedua kalinya pada Robogames 2010. Robot DU-114 ciptaan mereka berhasil mengalahkan pesaingnya dari beberapa negara maju seperti Amerika Serikat, Mesir, dan Inggris pada kategori yang paling bergengsi, yaitu Open Autonomous Fire Fighting atau robot yang dapat memadamkan api.
Robogames sendiri adalah kompetisi desain Robot tingkat internasional yang diikuti oleh hampir 20 negara yaitu AS, Meksiko, Inggris, Brazil, Lithuania, India, Spanyol, Kanada, Indonesia, Korsel, Palestina, Taiwan, Mesir, Jepang, Latvia, Kolombia, dan Hong Kong yang bersaing dalam 72 kategori. Partisipasi mereka pada kompetisi yang ditonton oleh sedikitnya 3.000 orang dan diliput media internasional ini dilatar belakangi keberhasilan meraih juara pada kompetisi dalam negeri pada Divisi Senior Beroda Kompetisi Robot Cerdas Indonesia Tingkat Regional II dan Tingkat Nasional sejak tahun 2008. ”Dengan begitu kami mengetahui kemampuan, kelemahan, dan kelebihan kami sekaligus robot buatan negara lain. Itu berguna untuk mengembangkan konsep robot selanjutnya,” ujar, Yusrila Kerlooza.
Robot kebanggaan bangsa ini berukuran 28 cm x 23 cm x 21 cm dan menyerupai bentuk tank yang memudahkan pergerakan robot pada permukaan jalan apapun. Materi untuk tubuh dan roda diambil dari mainan anak-anak, sedangkan materi lainnya dibuat sendiri untuk mendukung kinerjanya. Tak heran DU-114 juga ditetapkan sebagai robot berpenampilan terbaik pada ajang ini. Selain itu masih ada faktor pendukung lain yang membuktikan kecanggihan robot ini. DU-114 dilengkapi tiga buah sensor berbeda; yaitu sensor jarak, sensor lantai dan tentunya sensor pendeteksi api di bagian depannya. Sistem kerja DU-114 sama dengan robot lainnya di ajang tersebut.
Seperti yang diungkapkan Yusrila, robot akan mencari sumber api dengan batuan sensor ultrasonik, lalu robot berusaha menemukan ruangan tempat api berkobar menggunakan sensor lantai dan segera memadamkannya dengan bantuan sensor api. ”Secara garis besar tidak banyak berubah. Namun, kami mencoba mengembangkan sistem operasi robot menjadi lebih peka dan mampu bergerak lebih cepat dalam memadamkan api. Sebelumnya 18 detik, sekarang 13 detik saja untuk mencari titik api,” penjelasan Rodi tentang pembandingan dua tipe DU-114 buatannya tahun lalu dan sekarang. Selanjutnya, Yusrila bersama Divisi Robotika Unikom ingin teknologi yang dapat membantu manusia ini dapat dikembangkan ke tingkat yang lebih tinggi dalam melakukan operasi penyelamatan.

Wednesday, December 21, 2011

Robot Batik Raih Emas di Olimpiade Robot Internasional 2011

Robot hemat energi bermotif batik yang dikaryakan oleh salah seorang siswa SMP Negeri 7 Kota Bandung, Azman Syah Barran berhasil menyabet medali emas pada kejuaraan “International Robotics Olimpiade:IRO” 2011 yang berlangsung di Jakarta, 15-16 Desember.
“Saya tidak menyangka menang, dan ketika panitia mengumumkan memang salah menyebutkan nama,” kata Azman kepada wartawan saat jumpa Pers di sekolahnya, Bandung, Senin.
Dalam kejuaraan itu diinformasikan oleh pembina robotica SMP Negeri 7, Eril Mozef bahwa sekolahnya mengirimkan 6 tim untuk berkompetisi pada ajang Junior dan Challenge dan dari enam tim itu semuanya berhasil memperoleh medali.
Selain mendapat emas, menurutnya, timnya pun berhasil menyabet medali perak di kategori “Energi Saving Robot” tingkat junior dan Challenge sedangkan tiga tim lainnya mendapat medali penghargaan karena masuk delapan besar.
Kemudian, ia mengatakan kemenangan yang didapat tim nya patut disyukuri, karena ia pun tidak menyangka bila anak asuhnya bisa menyabet gelar medali emas.
“Saya tidak menyangka karena pada saat kompetisi negara maju seperti Jepang, Korea Selatan, China, Singapura dan Amerika Serikat pun ikut,” katanya.
Ia mengakui, persiapan dari seleksi anggota tim hingga perlombaan hanya dua minggu sehingga sangat cepat dan singkat,”jadi kami tidak menyangka bisa mendapatkan medali emas,” lanjut pria yang juga sebagai Dewan juri kompetisi Robot Cerdas Indonesia (KRCI) itu.
Ia mengatakan, juara yang didapat anak asuhnya tidak lepas karena bahan dan bentuk model robot yang sangat efisien, praktis dan ramah lingkungan. “Jadi, robot ini tidak menggunakan batre melainkan solar cell, selain itu pihak panitia pun membatasi intensitas cahaya sehingga membuat kita harus menciptakan model robot yang sangat efisien,” paparnya.
Ia menjelaskan, robot yang dibuat oleh China dan Korea lebih canggih tetapi tidak efisien energi sehingga saat dioperasikan pun tersendat-sendat.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMP terkait, Nandy Supriyadi mengaku bangga dengan prestasi anak didiknya. “Saya berharap prestasi ini terus ditingkatkan dan kegiatan robotika di sekolah ini memang baru tetapi dengan prestasi cemerlang ini diharapkan akan menarik banyak siswa untuk menggeluti robotika,” kata Nandy.
Atas peraihan emasnya itu, Azman pun melontarkan terima kasih pada semua pihak yang telah mendukungnya “Saya ucapkan terima kasih untuk guru, kepala sekolah, pembimbing dan rekan lainnya sehingga saya dapat medali emas ini,” tukas Azman

Tuesday, December 20, 2011

10 karya anak bangsa yang membanggakan

baru-baru ini sejumlah anak indonesia patut diancungi jempol karena karya-karyanya yang dapat bersandingdengan negara lain berikut 10 dari karya anak indonesia yang paling membanggakan


10. Alat Pembasmi Kanker Otak dari MITI

Kanker otak juga disebut sebagai “silent killer” karena penderita penyakit ini biasanya langsung akut seperti yang diderita komedian Indonesia, Epi Kusnandar. Kanker otak sangat berbahaya berbagai usaha dan penelitian telah dilakukan untuk menyembuhkan kanker otak. Salah satunya adalah dengan yang dilakukan oleh Masyarakat Ilmuwan dan Teknologi Indonesia (MITI) yang bekerja sama dengan CTech Laboratory yang berhasil menemukan alat pembasmi kanker otak. Cara kerja alat pembasmi kanker otak ini adalah dengan menerapkan metode listrik statis dan sudah diujikan oleh penderita kanker otak kecil. Setelah diaplikasikan selama dua bulan pasien tersebut dinyatakan sembuh total. Metode radiasi listrik statis berbasis tomografi ini, sepenuhnya hasil karya anak bangsa Indonesia yang akan menjadi terobosan dalam dunia kedokteran.
Alat Pembasmi Kanker Otak dari MITI, karya anak bangsa Indonesia yang membanggakan

9. PC Tablet Wakamini

Seakan tidak mau ketinggalan dengan vendor-vendor raksasa (seperti Samsung, Apple, LG, dll) yang mengeluarkan produk device mereka (seperti PC Tablet, smartphone, notebook dll), Indonesia meluncurkan PC Tablet Wakamini. Wakamini adalah karya anak bangsa Indonesia yang membanggakan dan mampu bersaing dengan produk-produk dari luar. Zyrex sebagai produsen peralatan komputer Indonesia memproduksi PC Tablet Wakamini MP 1291 series Multi Touch dan Wakatobi Mini 963 yang diklaim 100% buatan Indonesia dengan harga berkisar 3 juta rupiah.
 PC Tablet Wakamini, karya anak bangsa Indonesia yang membanggakan

8. Laptop Axioo

Laptop atau notebook sudah menjadi device yang paling banyak digunakan. Indonesia patut berbangga karena salah satu karya anak bangsa yang mampu bersaing dan menembus jajaran produk dunia dan menjadi salah satu produk yang mengadopsi prosesor Intel Core generasi kedua. Produk tersebut adalah Axioo. Axioo Neon HNM menjadi notebook 14 inci pertama di dunia yang sudah menggunakan teknologi prosesor yang sebelumnya disebut Sandy Bridge. Axioo adalah salah satu komputer merek lokal yang didirikan oleh Samuel Lawrence dan Singgih Salim.
Laptop Axioo, karya anak bangsa Indonesia yang membanggakan

7. KRI Krait 827

Indonesia dengan wilayah perairan yang luas memiliki banyak kapal perang sebagai pertahanan dan keamanan negara. Kapal perang Indonesia didominasi oleh produk-produk dari Amerika, Belanda dan Jerman. Namun kini Indonesia sudah mampu memproduksi kapal perang yang dibuat oleh putra-putri bangsa Indonesia. KRI (Kapal Perang Republik Indonesia) Krait 827 adalah hasil kerjasama TNI AL melalui Fasharkan (Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan) Mentigi dan PT Batan Expressindo Shipyard (BES), Tanjung Guncung. KRI Krait 827 berbahan baku aluminium, bertonase 190 DWT dengan jarak jelajah sekitar 2.500 Mil. Dilengkapi dengan radar dengan jangkauan 96 Nautical Mil (setara 160 Km) dengan system navigasi GMDSS area 3 dengan kecepatan terpasang 25 Knots, yang semuanya adalah 100% karya anak bangsa Indonesia yang membanggakan.
KRI Krait 827, karya anak bangsa Indonesia yang membanggakan

6. Mobil ESEMKA

Karya anak bangsa Indonesia kali ini sangat membanggakan. Siswa SMK 1 Singosari Malang mampu membuat sebuah mobil yang diberi nama Mobil Esemka. Mobil Esemka memiliki 5 jenis varian yaitu SUV, pick up double cabin, sedan, pick up single cabin, dan van. Siswa SMK yang rata-rata masih berusia 16-17 tahun sudah dapat menciptakan cikal bakal kemajuan teknologi Indonesia di bidang transportasi. Pembuatan Mobil Esemka menelan biaya sebesar Rp. 175 Juta untuk 5 jenis mobil Esemka yang lainnya dikerjakan oleh SMK-SMK lainnya. Mobil ini dibandrol Rp. 80 Juta per unit.
Mobil ESEMKA, karya anak bangsa Indonesia yang membanggakan

5. Robot Tempur TNI

Robot banyak diciptakan untuk mempermudah kerja manusia, ada banyak jenis robot, seperti robot humanoid, robot medis, robot yang menyerupai hewan peliharaan dan robot tempur. Indonesia mampu membuat robot tempur yang diciptakan tahun 2009 yang digerakkan dengan tenaga listrik dari dua baterai. Robot tempur ini diciptakan oleh Lembaga Pengkajian Teknologi (Lemjitek) TNI AD, Karangploso, Kabupaten Malang dan sudah beberapa kali diujicobakan. Robot tempur berukuran 1,5 m kali 0,5 m dengan berat sekitar 100 kg mampu mengangkut beban 150 kg dan memiliki kecepatan maksimal 60 km/jam serta mampu menjelajah hingga 1 km dari pusat kendali. Robot tempur ini adalah karya anak bangsa Indonesia yang membanggakan di bidang pertahanan dan kemanan.
Robot Tempur TNI, karya anak bangsa Indonesia yang membanggakan

4. Senjata Pindad Indonesia

PT. Pindad adalah perusahaan negara yang bergerak di industri manufaktur yang mengkhususkan diri dibidang produk militer. Produk-produk ini dibuat untuk kepentingan komersial yang diekspor keberbagai negara. PT. Pindad memproduksi senjata seperti Sidearms, Submachine Guns, Assault Rifles, Battle Rifles, Machine Guns, Sniper Rifles, Grenade Launchers, Mortar, Pistol, Panser dan lain sebagainya. Produk-produk ini di desain, dikembangkan, rekayasa dan fabrikasi serta perawatannya semua dibuat oleh putra-putri Indonesia yang membanggakan.
Senjata Pindad Indonesia, karya anak bangsa Indonesia yang membanggakan

3. Film Animasi “Pada Suatu Ketika”

Nah ini dia yang sedang hangat dibicarakan di berbagai media, di TV, internet, dan media lainnya. Sebuah karya anak bangsa yang membanggakan, sebuah film animasi pendek yang diunggah di youtube. Sebuah film animasi yang terinspirasi film Hollywood “Transformers” diciptakan oleh sekumpulan anak muda kreatif yang menamakan dirinya LakonAnimasi. Film ini bercerita sarana transportasi khas Indonesia seperti bajaj, kopaja, ojek yang berubah menjadi robot dengan kedatangan alien dengan space ship-nya. Dengan setting suasana keramaian pasar, pangkalan bajaj, kopaja dan ojek yang menggambarkan “sangat Indonesia”. Film animasi ini tidak kalah dengan produksi luar seperti Pixar Studio, Dreamworks Animation dll dan diharapkan mampu bersaing dengan film-film Hollywood.
 Film Animasi "Pada Suatu Ketika", karya anak bangsa Indonesia yang membanggakan

2. Anoa Indonesian Panzer

Inilah salah satu karya anak bangsa Indonesia yang membanggakan, Anoa Indonesian Panzer. Anoa Indonesian Panzer, kendaraan pengangkut lapis baja ini diproduksi oleh PT. Pindad tahun 2006 sebanyak 150. Penamaan Anoa Indonesian Panzer berdesain monocoque terilhami dari hewan mamalia khas Sulawesi dengan tampilan yang tidak kalah dengan buatan Eropa. Anoa Indonesian Panzer dilengkapi dengan baja anti peluru yang tidak akan tembus oleh AK47 atau M-16. Memiliki kecepatan 90km/jam, dengan enam roda mampu menanjak dengan kemirigan hingga 45 derajat dan mampu melompat selebar satu meter. Meskipun Anoa Indonesian Panzer diproduksi dengan tujuan pertahanan dan keamanan negara, namun beberapa negara menyatakan minatnya untuk membeli Anoa Indonesian Panzer seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Oman, Bangladesh dan Nepal.
Anoa Indonesian Panzer, karya anak bangsa Indonesia yang membanggakan

1. Pesawat Gatotkaca N-250

Pesawat Gatotkaca N-250 adalah pesawat kebanggaan bangsa Indonesia yang diproduksi 100% oleh putra-putri Indonesia di bawah payung PT. IPTN (sekarang PT. Dirgantara Indonesia) tahun 1995. Pesawat dengan jenis regional komuter turboprop mampu mengangkut 50-70 penumpang. Gatotkaca N-250 secara resmi dipamerkan di Cengkareng tahun1996 oleh presiden Indonesia saat itu, Soeharto. Produksi Pesawat Gatotkaca N-250 akhirnya menurun bahkan dihentikan produksinya akibat krisis keuangan di Asia tahun 1998. Pesawat Gatotkaca N-250 mulai dirintis kembali oleh BJ Habibie dengan persetujuan SBY.
Pesawat Gatotkaca N-250, karya anak bangsa Indonesia yang membanggakan

Mahasiswa Aceh Buat Software Pengawasan Hutan dan Pendokumentasian Budaya Gayo


Mahasiswa Fakultas Teknik Informatika Universitas Gajah Putih, Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, berhasil membuat software pendeteksi pengawasan hutan dan pendokumentasian adat budaya Gayo.
Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan UGP Zulfikar Ahmad menyatakan, temuan tiga software tersebut akan segera diseminarkan yang akan dihadiri Dr Jonas Debian, seorang pakar Linux dari Eropa.
“Pakar Linux dari Denmark itu selama ini membantu mahasiswa FTI-UGP dalam penyempurnaan produk IT selama dua minggu,” ujarnya.
Software itu diberi nama “Pang Uten” yang merupakan alat deteksi kebakaran hutan dan penebangan liar tanpa satelit.
Software lainnya diberi nama “Lelongohen” yang merupakan aplikasi optimalisasi titik penanaman kopi untuk menghasilkan kopi dengan cita rasa terbaik.
Kemudian yang ketiga dinamai “Distro Deep-IX” yaitu sistem operasi berbasis Linux untuk mendokumentasikan adat dan budaya Gayo.
Zulfikar Ahmad menjelaskan, “Pang Uten” adalah serangkaian alat yang dihubungkan dengan program komputer untuk menjaga hutan siang dan malam.
“Alat tersebut akan segera mengirimkan informasi koordinat lokasi kejadian kebakaran atau penebangan ke pusat kendali, baik yang berada di sekitar lokasi kebakaran maupun di lokasi-lokasi yang jauh dari titik api,” jelas Zulfikar.
Sedangkan “Lelongohen” adalah program komputer yang ditanamkan padsa telepon seluler sehingga petani kopi dengan mudah tanpa harus belajar komputer atau tanpa mengakses internet, bisa mengetahui informasi cita rasa kopi yang diperoleh dari hasil penelitian Forum Kopi Aceh.
Terakhir, “Distro Deep-IX” adalah program komputer mengenai budaya Gayo yang didalamnya berisi Wikipedia tentang Gayo dan game-game tentang adat suku Gayo.
“Kita berharap alat temuan mahasiswa ini bisa bermanfaat bagi masyarakat,” kata Zulfikar.(*)

Pelaksanaan Model Kerja Sama Antarsiswa dalam Mendukung Pembelajaran Pada SMA Negeri 1 Liliriaja.





BAB  I
PENDAHULUA N

A. Latar Belakang
Sekolah sebagai sebuah organisasi pastilah di dalamnya terdapat berbagai macam  bentuk kerjasama   khususnya yang dituangkan dalam proses pembelajaran. Kerjasama tersebut tidak dapat dihindari dan bahkan wajib untuk dilaksanakan demi terciptanya sebuah lingkup organisasi yang diharapkan dapat berkembang seiring perkembangan zaman.
Carlisle (dalam Sofyan, 2004:10) menyatakan sekolah terbentuk bukanlah karena kebetulan tapi justru dengan sebuah kesengajaan, yakni mereka sengaja untuk menyatu walaupun di dalamnya ada tugas yang berbeda satu sama lain dalam rangka mencapai sebuah tujuan bersama.
Landasan pengembangan bahan ajar dalam KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) adalah upaya untuk memandirikan peserta didik untuk belajar, bekerja sama, dan menilai diri sendiri diutamakan agar peserta didik mampu membangun kemauan, pemahaman, dan pengetahuannya (Depdiknas, 2004:4).  Hal ini mengisyaratkan bahwa dalam proses belajar-mengajar perlu suatu model kerja sama antarsiswa sekelas, antarsiswa dengan siswa lain, dan antarsiswa dengan guru untuk mendukung tercapainya tujuan pembelajaran.
Dari bentuk interaksi atau kerjasama, siswa diharapkan mampu memasuki kehidupan yang sebenarnya setelah lepas dari bangku SMA. Bukan untuk melahirkan sebuah pernyataan bahwa lulusan yang memasuki dunia kerja belum memiliki kesiapan kerja yang baik. Peserta didik diharapkan mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah guna memecahkan masalah kehidupan yang dihadapi.
Namun, dewasa ini bentuk pengaplikasian dari model kerjasama tidak begitu dimanfatkan sebagai media untuk melatih sikap kepemimpinan, kemandirian, kecakapan, dan keterampilan para siswa.
Dengan berusaha untuk mencerna bahwa kerja sama merupakan suatu proses belajar dalam kehidupan dimana kita dituntut untuk berpikir secara kreatif serta memanfaatkan model kerjasama yang ada. Dengan demikian pendidikan perlu dikembalikan kepada prinsip dasarnya, yaitu sebagai upaya untuk memanusiakan manusia. Pendidikan juga harus dapat mengembangkan potensi dasar peserta didik agar berani menghadapi berbagai tantangan global.
Dari uraian di atas, jelaslah bahwa amat diperlukan pendidikan yang sengaja dirancang untuk membekali peserta didik dengan kecakapan hidup (life skill . Oleh karena itu, penulis mengangkat judul Pelaksanaan Model Kerja Sama Antarsiswa dalam Mendukung Pembelajaran Pada SMA Negeri  1 Liliriaja.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah yaitu, “Bagaimanakah model kerjasama antarsiswa untuk mendukung pembelajaran  pada SMA Negeri 1 Liliriaja?”

C. Tujuan Penulisan
Penulisan karya ilmiah ini pada dasarnya untuk menguraikan model kerjasama antarsiswa sekelas untuk mendukung pembelajaran pada SMA Negeri 1 Liliriaja.

D. Manfaat
  1. Bagi peserta didik, diharapkan mampu mengaplikasikan pendidikan yang telah didapat sekolah bukan yang hanya berupa akademik, tetapi meningkatkan  kreativitas untuk beradaptasi dengan lingkungan melalui kerjasama antarsiswa sekelas.
  2. Bagi tenaga pengajar, diharapkan dapat mancapai hasil yang optimal yaitu melalui pemahaman terhadap karakteristik peserta didik khususnya dalam penjalinan kerjasama satu sama lain.
  3. Bagi masyarakat, diharapkan dapat lebih memahami dan sekaligus dapat membantu dalam berbagai pemecahan masalah yang berkaitan pengembangan sekolah ke depannya. Diharapkan juga adanya pola hubungan yang baik dalam menduduki peranan sosial masing-masing.
4.      Bagi penulis, yaitu sebagai wahana untuk memperkaya ilmu pengetahuan, serta membiasakan diri memecahkan masalah secara ilmiah. Melalui karya ilmiah ini, penulis dapat menjadikannya sebagai sarana untuk melatih diri mengembangkan bakat menulis dan meneliti. Penulis merasa bangga karena dapat membuahkan karya yang bermanfaat untuk masyarakat umum.




















BAB   II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Pola Hubungan Kerja Sama
Pada hakikatnya kerjasama yang terjalin di lingkungan sekolah adalah untuk menunjang program pendidikan kecakapan hidup dengan pendekatan terhadap pendidikan berbasis luas. Pola hubungan kerjasama di bagi dalam dua kategori, yaitu hubungan kerjasama interen dan eksteren (Depdiknas. 2004:8) Hubungan interen adalah hubungan kerjasama yang hanya melibatkan unsur-unsur yang ada dalam sekolah, sedangkan hubungan eksteren adalah hubungan kerjasama yang akan melibatkan unsur sekolah dengan unsur wali murid serta masyarakat.
Kerja sama interen yang berlangsung di dalam lingkup sekolah diharapkan dapat menjadi tenaga pendobrak untuk menumbuhkan kreativitas siswa dalam berinteraksi sehingga tujuan akhir dari proses belajar mengajar dapat mencapai hasil yang optimal. Selanjutnya dapat menerima tantangan yang ada pada masayarakat yang kelak berupa kerjasama eksteren.

B. Strategi dan  Prosedur Kerjasama
Untuk dapat mencapai tujuan kerjasama yang efektif sesuai dengan harapan sebagaimana dimaksud dalam program pendidikan kecakapan hidup dengan pendekatan pendidikan berbasisi luas, maka strategi dan presedur pelaksanaan kerjasama interen antar unsur sekolah diberikan rambu-rambu sebagai berikut.
1.      Hubungan Kerjasama Antarsiswa Sekelas
Untuk melakukan optimasi pencapaian hasil belajar pada program pendidikan berbasis luas yang berorientasi pada pengembangan kecakapan hidup, pembentukan kelompok kerja dalam proses pembelajaran merupakan tindakan yang tidak dapat dihindari. Dimensi-dimensi kecakapan hidup, terutama dimensi kecakapan sosial, seperti kepemimpinan, kolaborasi, korporasi yang parameternya hanya dapat diketahui kalau ada jalinan hubungan antarsiswa dalam kelompok kerja, maka pembentukan kelompok kerja dalam proses pembelajaran adalah yang terbaik yang harus dilakukan oleh guru.
Ada beberapa ragam model kelompok kerja yang dapai dibentuk oleh guru dalam  proses pembelajaran, yaitu:
a)      Kelompok Kompetensi (Skill Groups), merupakan kelompok kerja yang dibentuk berdasarkan keperluan untuk melaksanakan tugas tertentu dalam jangka waktu yang pendek. Jumlah siswa yang terlibat tidak terlalu banyak, dua atau tiga siswa per kelompok  dan keanggotaanya sebaiknya selalu diganti agar bisa memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi siswa untuk berinteraksi dengan semua siswa dalam kelas yang sama.
b)      Kelompok Minat, juga merupakan kelompok yang sifatnya terbatas untuk waktu pendek, dan keanggotaannya spontanitas pada saat diperlukan. Pembentukan kelompok ini semata-mata untuk menyelesaikan tugas jangka pendek yang pengerjaanya memerlukan konsentrasi atas dasar minat yang tinggi dari anggotanya. Keberhasilan kelompok sangat tergantung dari komitmen dan kemauan kerja sama yang tinggi. Dan kemungkinan tugas kelompok dikerjakan di luar jam sekolah dimana pengawasan guru sangat minimal.
c)      Kelompok Tugas, merupakan kelompok kerja kecil yang harus mengerjakan tugas-tugas tertentu dalam waktu yang terbatas. Ini merupakan kesempatan yang baik untuk mengembangkan kecakapan kepemimpinan. Sebaliknya guru akan sangat mudah memantau atau melakukan pengukuran terhadap target yang telah ditetapkan.
Dengan adanya upaya pemberian kesempatan yang sama kepada semua siswa, maka tidak akan ada lagi siswa yang tertinggal atau tersisihkan dari perhatian guru untuk dapat mengembangkan potensinya masing-masing.
2.      Hubungan Kerjasama Antarsiswa dalam Sekolah.
Hubungan kerjasama antarsiswa dalam sekolah merupakan suatu bentuk interaksi kerjasama yang mengkaitkan keterlibatan siswa dalam lingkungan yang lebih besar, yang nantinya dapat melatih keterlibatan siswa dalam kehidupan nyata di masyarakat. Pembentukan kelompok kerja dalam proses pembelajaran memang dianjurkan untuk mengembangkan kecakapan hidup, namun demikian tidak seharusnya program pembelajaran selalu diberikan dalam bentuk penugasan kelompok kerja secara terus menerus dan dipaksakan setiap hari akan membuat siswa menjadi jenuh dan justru tidak akan memberikan kontribusi apapun terhadap pengembangan kecakapan hidup.
Pola hubungan kerjasama antar siswa dalam sekolah dapat kita jumpai pada pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler, misalnya kepramukaan, palang merah remaja, kelompok ilmiah remaja, dan sebagainya.
3.      Hubungan Kerjasama Antarsiswa dengan Guru
Hubungan Kerjasama Antarsiswa dengan Guru sejauh ini berlangsung secara monoton dan dalam keterpaksaan. Siswa harus mendengarkan, mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh guru dan tidak ada kesempatan untuk turut mengatur program belajarnya. Hubungan kerjasama yang ada adalah hubungan keterpaksaan tanpa demokrasi. Sedang yang diharapkan yaitu guru lebih terbuka dan sekedar menjadi fasilitator, pendamping, pengarah kegiatan belajar dan siswa sebagai pelaku belajar.
Proses kerja sama adalah interaksi sosial dimana yang akan banyak mendapat sasaran adalah siswa dan guru tentang bagaimana cara untuk mewujudkan kegiatan untuk mencapai tujuan bersama. Guru adalah komunikator, karena dia akan menyampaikan rencana-rencana pembelajarannya pada siswa, mengatur dan menjelaskan bahan ajar. Semua aktifitas guru terkait dengan komunikasi dan jalinan kerjasama.
Dalam konteks komunikasi, kerjasama merupakan proses yang terus berkembang karena bukan suatu pekerjaan yang terisolasi, akan terus berubah mengikuti perubahan yang dilakukan oleh manusia itu sendiri. Bahan ajar yang akan disampaikan, inturksi, tugas dan rencana kegiatan lainnya yang diatur oleh guru. Dan yang menjadi sasaran adalah siswa. Interaksi yang berupa komunikasi dengan bahasa sebagian penyampaian pesan.
Selanjutnya diharapkan pada proses komunikasi siswa sebagai sasaran mampu mencerna pesan yang disampaikan baik itu dengan cara kerjasama antarsiswa dalam kelas tersebut. Yang selanjutnya dikembalikan kepada guru untuk disusun ulang menjadi lebih sempurna. Akhirnya tercapailah suatu proses pembelajaran dimana guru juga sudah mampu mempelajari karakter siswa dan mengklisifikasikan  sesuai dengan tanda-tanda bakat. 
C.  KERANGKA PIKIR
Dalam teori yang amat tradisional, dikemukakan bahwa unsur-unsur pokok dalam komunikasi adalah pesan, sasaran  komunikasi, sumber dan media (Hunt, 1999:62 dalam Depdiknas 2004:25).  Adapun hasil dari hubungan komunikasi diharapkan dapat tercipta hubungan kerjasama yaitu antara siswa dengan siswa sekelas, siswa dengan siswa lain dalam lingkungan sekolah , serta siswa  dengan guru. 






















BAB   III
METODE PENULISAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam menyusun karya ilmiah ini, adalah deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas atau untuk menguraikan tentang keadaan populasi atau sampel  yang  menjadi objek penelitian.
B. Populasi dan Sampel
Objek penelitian ini, yaitu  kelas X terdiri atas 9 kelas atau kelompok belajar.  Dengan rincian siswa putri 161 orang dan putra 88 orang orang, jadi jumlah populasi yang ada adalah 249 orang.
Adapun teknik penarikan sampel yaitu Simple random sampling, yaitu teknik penarikan sampel yang semua anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dimasukkan ke dalam sampel. (Silaen, 2004:17).  Hal ini dilakukan mengingat karakteristik populasi dianggap sama yaitu dilihat dari umur,  keadaan fisik dan psikis. Tidak ada siswa yang cacat fisik dan mental pada SMA Negeri 1 Liliriaja. Semuanya dapat memberi informasi yang dibutuhkan dalam penelitia ini. Penelitian ini, tidak mengukur prestasi belajar siswa melaikan hanya membutuhkan informasi tentang pelaksanaan model kerja sama di SMA Negeri 1 Lilriaja.
Jumlah sampel yang dijadikan objek penelitian adalah 20% dari populasi berarti 50 orang. Setiap kelas rata-rata 5 sampai 6 siswa yang menjadi responden penelitian ini.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik dalam pengumpulan data yaitu melalui pengamatan terhadap kelas yang menjadi objek penelitian. Pemberian kuisioner pada siswa dan wawancara dengan guru jika ada masalah yang belum jelas.  Hasil kuisioner dianalisis berdasarkan teori kerjasama antarsiswa  sesuai petunjuk pelaksanaan pembelajaran life skill.
Hasil analisis itu, dideskripsikan dalam pembahasan karya tulis ini.
D. Waktu dan Lokasi Penelitian
Mulai dari pegamatan hingga dengan penyusunan karya ilmiah ini yaitu berlangsung dari tanggal 20 sampai dengan 25 April 2004. Lokasi penelitian yaitu di lingkungan SMA N 1 Liliriaja dengan mengambil sampel dari kelas X.
Kelas X menjadi objek penelitian karena kelas ini telah melaksanakan pembelajaran berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi.




















BAB  IV
PEMBAHASAN

A. Gambaran Model Kerjasama Antarsiswa Sekelas  SMAN 1 Liliriaja

Pelaksanaan model kerjasama anatarsiswa pada kelas X lainnya, umumnya hanya melibatkan siswa-siswa tertentu saja dan tidak merata terhadap seluruh siswa sehingga kadang ada kecenderungan hanya tiga, empat orang siswa saja yang bisa aktif  berkomunikasi dan bekerjasama di dalam kelas. Sedangkan yang lainnya hanya bisa mendengarkan tanpa terjun secara nyata.
Dalam pengaplikasian model kerjasama pada umumnya guru memilih model diskusi. Siswa diajari untuk menangkap pokok-pokok pelajaran atau bahan pelajaran secara cepat, menata informasi tersebut, serta menambahkan asosiasi dan pemikiran mereka sendiri. Namun kejenuhan sering timbul saat ada suatu kelompok yang begitu berkuasa dan sulit untuk dikendalikan hingga menimbulkan rasa jenuh dan acuh tak acuh dalam diri siswa bersangkutan.
Di sinilah sangat diperlukan peran penting seorang guru dalam membagi anggota kelompok sesuai dengan model tugas. Seperti yang telah dijelaskan dalam uraian sebelumnya yaitu pembentukan model kelompok kerja misalnya: kelompok kompetensi, kelompok minat dan kelompok tugas.
Setiap guru memiliki teknik tersendiri dalam membentuk kelompok belajar, minat, dan kelompok tugas.
1.  Kelompok kompetensi (Skill Group) merupakan kelompok belajar dibentuk berdasarkan keperluan untuk melaksanakan tugas tertentu dalam jangka pendek. Ini dilakukan oleh guru ketika proses belajar mengajar berlangsung. Adapun pembagian yang umumnya dilakukan oleh guru adalah:
a.  Berdasarkan urutan dalam buku absensi
Jika guru membutuhkan 10 kelompok maka pembentukan kelompok dimulai dari urutan 1 s.d. 3 sebagai kelompok I, urutan 4, s.d. 6, kelompok II, dan seterusnya.
1
4
7
10
13
16
19
22
25
28
2
5
8
11
14
17
20
23
26
29
3
6
9
12
15
18
21
24
27
30
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X

b. Pola urutan ganjil dan genap
Siswa diurutkan berdasarkan hitungan deretan tempat duduk. Setiap nomor urut ganjil dan genap dipisahkan masing-masing. Kemudian kelompok dibentuk berdasarkan kebutuhan. Adakalanya guru menggunakan urutan nama dalam buku absen atau nomor induk siswa.

c. Urutan tempat duduk
Pada umumnya guru membentuk kelompok kecil dengan anggota masing-masing dua siswa dari posisi tempat duduk yang berdampingan. Kekurangan dari model ini yaitu jika jumlah siswa ganjil sehingga satu kelompok harus lebih dari dua orang.

d. Berdasarkan pilihan siswa
Siswa dikelompokkan berdasarkan pilihan masing-masing. Biasanya guru terlebih dahulu menetapkan siapa yang menjadi ketua kelompok. Ketua kelompok memilih anggota berdasarkan kesepakatan yang bersangkutan.
Hasil dari pembagian kelompok seperti di atas, di samping sebagai kelompok dalam pembelajaran, juga  dipakai dalam menyelesaikan tugas seperti tugas pembuatan laporan pengamatan, makalah, dan diskusi panel. Kompetensi keanggotaan kelompok yang dibentuk terdiri atas siswa yang memiliki kemampuan dasar pengetahuan yang baik.

2. Kelompok Minat (Interest Group)
Kelompok minat merupakan kelompok belajar yang dibuat untuk keperluan jangka pendek misalnya adanya latihan drama, tugas karya ilmiah dan persiapan kunjungan wisata. Teknik pembagian kelompok yang banyak dilakukan oleh guru berdasarkan usulan siswa.
Usuluan siswa pada umumnya berdasarkan kedekatan tempat tinggal dan kemampuan/prestasi. Setiap kelompok harus memiliki seorang yang dianggap lebih dibanding dengan anggota lainnya.

3. Kelompok Tugas
Kelompok tugas merupakan kelompok kerja kecil yang harus mengerjakan tugas-tugas tertentu dalam waktu yang terbatas.  Biasanya dilaksanakan pada proses belajar-mengajar. Model yang banyak dilakukan oleh guru adalah berdasarkan kebutuhan si pelajar dan tujuan yang akan dicapai. Pengelompokan ditetapkan berdasarkan nilai tertinggi atau siswa yang dianggap mampu menguasai materi pembelajaran. Siswa ini membimbing rekannya yang lain sehingga terjadi komunikasi multiarah.
Sebagai hasil dari pembagian kelompok di atas yang perlu ditekankan adalah bagaimana hasil atau perubahan dalam hal positif yang dialami oleh siswa, jangan sampai siswa bersifat layaknya robot yang hanya mampu mengerjakan tugas dengan harapan akan adanya nilai yang tinggi.
Pada pelaksanaan pembagian kelompok yang ada pada kelas umunya siswa bersifat demikian dan hanya ada  dua tiga orang siswa yang mengamati betul bagaimana sebenarnya rumusan hasil yang diharapkan setelah menyelesaikan tugas belajar.
Dengan demikian dirasa perlu adanya pemahaman bahwa kita perlu meningkatkan atau mengefektifkan metode kerjasama agar dapat saling mengisi satu sama lain.
Perlu ditambahkan pula bahwa dalam merumuskan tercapai tidaknya tujuan pembelajaran dari setiap bidang studi ada tiga buah sifat yang dapat dijadikan pedoman, yaitu:
1). Berpusat pada perubahan tingkah laku siswa, maksudnya dalam merumuskan tujuan harus berdasar pada tingkah laku siswa. Realitas dari pencapaian tujuan itu akan berwujud tingkah laku, sehingga dapat diukur atau diamati
2). Mengkhususkan dalam bentuk-bentuk yang terbatas, perlu diingat bahwa setiap tingkah laku yang ditunjukkan untuk realisasi dari suatu tujuan akan terbatas pada satu persoalan saja, bukan satu tingkah laku untuk satu tujuan tetapi untuk berbagai persoalan. Jadi yang tepat satu tingkah laku, untuk satu tujuan untuk menunjukkan pada satu persoalan.
3). Realistis bagi kebutuhan perkembangan siswa, yang paling penting setiap tingkah laku siswa yang merupakan realisasi tujuan itu akan membawa ke arah perkembangan pelajaran ke depannya.
Alternatif di atas penting untuk dijadikan acuan dalam merumuskan tujuan. Sebab kalau tidak, guru akan menghadapi kesulitan dalam memberikan evaluasi, selain itu perumusan tujuan di atas bukan karena kehendak guru atau karena kondisi sesuatu, melainkan harus dipahami sebagai dasar motivasi, baik oleh guru maupun siswa.

B. Gambaran Kerjasama Antara Siswa dalam Sekolah
Kerjasama siswa dalam suatu proses belajar mengajar tidak hanya mentok pada pelaksanaan pembelajaran antar siswa sekelas saja, tapi juga akan menyangkut pada rentang yang lebih luas dan dalam hal ini adalah kerjasama antara siswa dalam suatu lingkungan sekolah, dengan tujuan melatih siswa untuk berbuat dan terlibat dalam kehidupan yang nyata.
Pada prinsipnya tidak ada belajar kalau tidak ada aktifitas, dengan berpikir dan berbuat jelas bahwa dalam kegiatan belajar, siswa sebagai subjek harus aktif berbuat dengan pendidikan sebagai bimbingan dan merencanakan segala perbuatan yang akan diperbuat.
Aktivitas-aktivitas di sekolah cukup kompleks dan bervariasi seperti halnya kegiatan ekstrakurikuler yang dapat membantu dalam pengembangan sifat kepemimpinan, kemandirian,  kecakapan dan keterampilan.
1.      Dalam hal kepemimpinan dan kemandirian kegiatan ekstra yang mewakili adalah pramuka dan palang merah remaja. Kenyataannya di sini siswa dituntut agar mampu mengkoordinasi segala kegiatan yang akan dilaksanakan yang senantiasa merupakan proses untuk menemukan kedirian secara utuh. Bentuk kerjasama akan terlihat pada saat siswa memimpin suatu regu dengan kiat dan kewibawaan yang mampu menggerakkan temannya. Misalnya dalam latihan mendirikan tenda yang tidak mungkin akan dilaksanakan oleh satu orang saja. Selain itu keberhasilan akan nampak apabila diadakan latihan yang intensif .
2.      Dalam hal kecakapan, kegiatan ekstra pada SMA Negeri 1 Liliriaja yang menunjang kecakapan yaitu: KIR, Drumband, Home Industri, Karate, dan Teater. Pengembangan kecakapan semacam di atas didasarkan pada pendidikan berbasis luas. Dan model kerjasama di sini bersifat umum tanpa adanya pembagian kelompok semacam yang telah dijelaskan sebelumnya. Karena sifatnya hanya semacam bimbingan, pembagian kelompoknya akan dibentuk apabila tahap bimbingan sudah mantap dan selanjutnya berorientasi pada lomba atau pengaplikasiannya secara langsung dalam masyarakat luas.

C. Gambaran Kerjasama antara Siswa dengan Guru
Proses kerja sama adalah interaksi sosial dimana yang akan banyak mendapat sasaran adalah siswa dan guru tentang bagaimana cara untuk mewujudkan kegiatan untuk mencapai tujuan bersama.
Guru dalam hal ini harus dapat menciptakan suasana kerjasama antar siswa dengan suatu harapan dapat melahirkan suatu pengalaman belajar yang lebih baik. Sebab jika tidak hati-hati, justru akibat pergaulan dengan lingkungan dapat pula membawa kegagalan dalam preoses belajar mengajar. Guru harus dapat membangkitkan semangat kerjasama, sehingga dapat dikembangkan sebagai metode untuk mengajarkan sesuatu, misalnya metode belajar kelompok. Selain itu bagaimana menciptakan program yang dapat menyalurkan minat masing-masing. Untuk menciptakan suasana yang akrab dan tanpa menghilangkan sikap kewibawaan seorang guru sebaiknya, sikap keterbukaan, saling menerima, mengisi dan tetap menghidupkan suasana dalam proses belajar perlu dijaga dengan baik karena bagaimanapun pasti akan berpengaruh dalam pelaksanaan metode kerjasama.
Tidak sedikit kesulitan yang dihadapi pada penjalinan kerjasama antar guru dan siswa dan yang sangat menonjol adalah masalah karakter satu sama lain. Kalau demikian didalam kegiatan belajar mengajar, setiap individu siswa memerlukan perlakuan yang berbeda, sehingga strategi dan usaha pelaksanaannya pun akan bervariasi. Memang sangat perlu diketahui adanya karakteristik siswa, minimal dapat mendekati pemecahan dalam rangka memerhatikan dan mengembangkan individu siswa.
Adapun karakteristik siswa yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar siswa antara lain:
1. Latar belakang pengetahuan dan taraf pengetahuan
2. Gaya belajar
3. Ruang lingkup minat
4. Lingkungan sosial ekonomi, dan budaya
5. Sikap, prestasi belajar, dan intelegensi.
Selanjutnya guru, dari hasil pengamatan langsung guru yang memang pada hakikatnya merupakan tenaga profesional dibidang kependidikan juga kadang mengalami kesulitan dalam menciptakan suasana yang dinamis dan demokratis. Seorang guru harus pintar itu sudah jelas, akan tetapi guru pintar di berbagai bidang belum tentu pintar dalam cara penyaluran bahan ajaran yang disenangi oleh siswa. Sebaliknya mungkin tingkat kepintaran seorang guru yang sedang justru mampu menciptakan alur komunikasi dan kerjasama yang baik.
Dalam hubungan ini salah satu cara untuk mengatasinya adalah melalui contact. Sekali lagi perlu digaris bawahi bahwa kegiatan belajar mengajar dan komunikasi tidak hanya berlangsung di dalam kelas secara formal, perlu diperhatikan bentuk kegiatan belajar mengajar lainnya. Cara belajat tersebut dapat melalui contact, sehingga mampu dikembangkan komunikasi dua arah. Guru dapat menanyai keadaan siswa dan sebaliknya siswa dapat mengajukan berbagai macam persoalan dan hambatan yang sedang dialaminya. Terjadilah proses interaksi dan komunikasi yang humanistik.

D. Gambaran Model Kerjasama yang Dapat Menunjang Pembelajaran
Model kerjasama akan lebih tampak dari diri siswa pada saat pelaksanaan proses belajar mengajar dibagi dalam bentuk kelompok yang tujuannya untuk melatih siswa dalam jiwa kepemimpinan yang dimiliki, mampu memecahkan masalah secara kritis dan kreatif dengan model pemikiran mereka sendiri.
Namun sebelum melangkah lebih jauh dari guru juga harus mampu mengenal tingkat kemampuan dan karakteristik pembawaan siswa sehingga pada saat proses belajar mengajar berlangsung tidak akan ada siswa yang jenuh, setidaknya semua elemen harus aktif dan turun tangan dalam memecahkan masalah
Adanya unsur saling pengertian akan sangat mendukung. Siswa harus menyadari bahwa seorang guru pada dasarnya akan mengarahkan peserta didiknya bukan justru menyulitkan. Begitupun seorang guru harus menyadari bahwa proses belajar mengajar nantinya akan melahirkan siswa yang kreatif dan mampu mengaplikasikan ilmu yang telah didapat dalam menghadapi tantangan global.
Dalam pelaksanaan metode diskusi yang berlangsung dengan aktif akan sangat tampak karakter siswa yang telah mampu berpikir secara  kreatif dan menjalin kerjasama yang baik yaitu: 1) Selalu berani dalam menghadapi tantangan baru dan bersedia menghadapi resiko kegagalan, selalu ada rasa penasaran ingin mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya. 2) Ekspresif, tidak takut menyatakan pemikiran dan perasaannya dan selalu mau menjadi diri sendiri. 3) rasa humor yang tinggi dengan menggabungkan hal-hal yang sedemikian rupa sehingga menjadi hal yang berbeda dan bermanfaat menghasilkan kreativitas.
Sifat di atas dapat ditumbuhkan dan diajarkan tetapi system pendidikan kita dewasa ini sudah sangat disibukkan oleh anak putus sekolah dan kejenuhan guru sehingga belum cukup perhatian dicurahkan untuk mengajar murid berpikir dan bertindak lebih kreatif. Murid tidak dirangsang untuk mencari dan menghargai labih dari satu jawaban terhadap masalah. Terlalu banyak penekanan pada jawaban yang benar dan pemikiran yang aman.
Secara alamiah siswa sebenarnya kreatif, dan tidak mengikuti adat, penuh humor dan mudah bosan. Sistem pendidikan kita menganjurkan disiplin, kepatuhan, dan pemberian jawaban yang sesuai dengan keinginan guru sehingga sifat-sifat alamiah tersebut sering padam. System sekolah menginginkan keteraturan yang begitu mengikat agar terhindar dari kegagalan namun justru hal yang begitu monoton menekan daya kreasi siswa. Dan menimbulkan rasa takut akan kegagalan.
Bisa dilihat dalam pelaksanaan model kerjasama siswa, apabila siswa telah menemukan kreativitasnya mereka cenderung menjadi mandiri, percaya diri, berani mengambil risiko, berenergi tinggi, antusias, spontan, suka berpetualang, cermat ingin tahu, humoris.
Setidaknya semua siswa terlahir dengan kemampuan mencipta. telah melalui bangku sekolah atau program pendidikan yang melatih pola hubungan kerjasama sehingga mampu menunjang pendidikan kecakapan hidupnya kelak dipergunakan dalam hubungan interaksi dengan masyarakat luas selain itu mampu menjadi manusia yang hidup di atas kaki sendiri dengan metode pemikiran yang kreatif dan handal.  


























B A B   V
P E N U T U P
A. Kesimpulan
Model kerjasama antar siswa sekelas, antar siswa dalam lingkungan sekolah, dan antara siswa dengan guru akan menjadi teratur dan terorganisir apabila dua elemen penting yaitu guru dan siswa bisa saling memahami satu sama lain sehingga semua bisa berjalan lancar dan proses belajar mangajar bisa lebih kompleks selain itu output akan lebih berkualitas dengan adanya metode kerjasama yang efektif.
Siswa kelas X.5 sebagai objek pengamatan untuk mengamati kerjasama antarsiswa sekelas banyak mengembangkan model kerjasama yang dituang dalam kelompok kompetensi, minat, dan kelompok tugas.
Model kerjasama yang sederhana akan membuka diri siswa pada kemungkinan mereka adalah orang kreatif dan mempunyai potensi yang tidak mereka sadari. Namun dengan metode kerjasama akan menunjang pengaplikasian kemampuan akademik di lingkungan luar sekolah.
Model kerjasama mendukung pembelajaran yang berorientasi life skill yang dapat memupuk kemampuan intelektual, akademik, berpikir kreatif, kepemimpinan, sikap, dan psikomotorik.

B. Saran-saran
Dalam pelaksanaan model kerjasama diharapkan agar guru dapat memperhatikan individualitas siswa dan memberi pelayanan khusus sehingga tidak ada siswa yang tertinggal dalam pembelajaran. Sebaliknya siswa harus menghormati dan memaklumi karakter guru yang berbeda-beda dalam mengelola pembelajaran.
Dukungan pemerintah, pihak sekolah, komite sekolah, dan guru sangat dibutuhkan untuk mengoptimalkan model kerjasama siswa dalam mendukung pembelajaran yang berorientasi KBK.
Daftar Pustaka

A.M. Sardiman. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Depdiknas. 2004. Sinergis antara Sekolah dan Mesyarakat. Jakarta: Direktorat
                  Pendidikan Menengah Umum.
Depdiknas. 2002. Konsep Dasar dan Pola Pelaksanaan Layanan Pendidikan Berbasis Luas dengan Pembekalan Kecakapan Hidup di SMU. Jakarta:
                  Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
Furchan, Arief. 2004. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka
                  Pelajar.
Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Rosyada, Dede. 2004. Paradikma Pendidikan Demokratis.Jakarta: Kencana
Silaen, Sofar. 2004. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Remaja. Jakarta: PT. Tugu
                  Pratama.
Sofyan, Herminanto. 2004. Penelusuran Potensi Siswa. Jakarta: Depdiknas.

























KUISIONER
1. Kelompok Kompetansi
Kelompok kompetensi yang dimaksudkan di sini yaitu guru membagi suatu kelompok kerja yang biasanya terdidri dari 2-3 orang per kelompok, untuk menyelesaikan tugas yang sifatnya hanya sementara, seperti dalam pembuatan laporan. Keanggotaan dari kelompok tadi selalu selalu diganti dengan yang baru dengan tujuan untuk menghilangkan kejenuhan siswa.
Apakah hal tersebut sering dilaksanakan oleh guru Anda atau tidak ?
…………………………………………………………………………………
2. Kelompok Minat
Pembagian kelompok ini didasarkan pada minat seorang siswa, dan biasanya dilaksanakan diluar jam sekolah. Guru membagi kelompok ini biasanya untuk mengevaluasi kerjasama anggota kelompok seperti dalam tugas membuat sebuah naskah drama. Keberhasilan dari kelompok ini akan nampak dari kekompakan dan kemampuan yang sesuai dengan minat siswa.
Apakah hal tersebut sering dilaksanakan oleh guru Anda atau tidak ?
………………………………………………………………………………….
3. Kelompok Tugas
Merupakan kelompok kerja kecil yang keanggotaannya juga tidak lebih dari 2-3 orang. Siswa mengerjakan tugas tertentu dalam jangka waktu terbatas, yang tujuannya untuk melatih kepemimpinanan Siswa ini membimbing rekannya yang lain sehingga terjadi komunikasi multiarah di dalam kelas.
Apakah hal tersebut sering dilaksanakan oleh guru Anda atau tidak ?
.................................................................................................................................

1. Apakah Anda senang dengan pembagian kelompok seperti di atas atau tidak?
................................................................................................................................


2. Bagaimana cara guru Anda membagi kelompok semacam di atas ?
    1. Berdasarkan urutan dalam buku absen
    2. Pola urutan bilangan ganjil dan genap
    3. Urutan tempat duduk
    4. Berdasarkan pilihan siswa

3. Apakah perbedaan karakter sering menjadi penghambat dalam pelaksanaan kerjasama Anda baik dengan teman atau dengan guru Anda ?
..............................................................................................................................

4. Keuntungan apa saja yang dapat Anda peroleh dari pelaksanaan metode kerjasama?
..............................................................................................................................

5. Apakah Anda senang dengan pelaksanaan metode kerjasama dalam bentuk  diskusi atau tidak ? Jelaskan alasan Anda!
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................

6. Kegiatan ekstra apa yang Anda senangi, yang bersifat melatih kepemimpinan atau keterampilan? Jelaskan alasan Anda !
.......................................................................................................................................................................................................................................................................
7. Karakter guru yang bagaimana yang Anda senangi?
    a. Pintar tapi tegang dalam penyaluran materi
    b. Tingkat kepintaran sedang tapi dalam penyaluran materi suasana tetap
        santai dan hidup.